Selamat Tinggal Wunderlist.

Sebuah Kisah Pencarian Penggantinya.

Jimmy Ofisia
Jimmy Ofisia’s Journal

--

(sumber gambar)

Pada hari Rabu tanggal 23 Februari 2020 saya menerima sebuah surat elektronik berisi pengumuman berita penting dari Wunderlist. Ilustrasinya menarik, saya pikir isinya berita gembira. Namun, ternyata saya salah besar, tepat dibawahnya tertera tajuk pembuka berikut ini:

Wunderlist goes away on May 6th, 2020.
Make the move to Microsoft To Do.

Terus terang, terang terus, sebenarnya saya tidak ada masalah ketika Microsoft membeli Wunderlist, selama ini saya pikir Satya Nadella cum suis hanya akan me-rebrand Wunderlist menjadi Microsoft To Do, atau sekedar mereplikasi fitur-fitur andalan Wunderlist di Microsoft To Do. Dugaan saya yang kedua memang benar, bahkan Microsoft To Do kurang lebih hampir sama persis seperti Wunderlist dengan beberapa pengecualian.

Bahkan ketika Microsoft memutuskan untuk menghentikan jalan hidup Wunderlist lalu dengan cara halus menggiring para mantan penggunanya untuk beralih ke Microsoft To Do, saya tetap tidak ada masalah. Masalah baru datang ketika installer Microsoft To Do ternyata tidak mendukung sistem operasi yang saya pakai saat ini. Meskipun tidak sepenuhnya setara, taraf kekecewaan saya hampir menyerupai saat Google tetiba mengakhiri hidup Google Reader di tahun 2013.

Sebelum dicap sebagai orang yang malas upgrade sistem operasi, izinkan saya menyampaikan konfirmasi bahwa saya memang sengaja enggan melakukan upgrade. Sistem operasi yang saya pakai saat ini adalah macOS 10.12 Sierra, dan meskipun upgrade hingga macOS 10.15 Catalina adalah seratus persen gratis, saya tetap memegang teguh prinsip ‹bodo amat›. Sebagai penganut ungkapan «if it ain’t broke, don’t fix it», saya pemercaya garis keras bahwa segala produk idealnya ‹built to last› dan akan menyebalkan jika harus mempensiunkan sebuah sistem operasi hanya karena sebuah masalah dengan satu aplikasi saja. Jangankan Sierra, pada sesekali waktu saya bahkan masih login ke OS X 10.8 Mountain Lion.

Saya sempat berharap terlalu positif ketika Christian Reber menyampaikan tawaran untuk membeli kembali Wunderlist, namun rupanya «money ain’t a thang» bagi Microsoft, apalagi potongan kuenya terlalu berharga untuk dibagi lagi.

Jika saja Microsoft To Do juga tersedia dalam bentuk ekstensi Chrome, mungkin saya akan beralih, namun sayangnya hingga saat ini umpan balik pengguna mengenai hal ini masih saja diabaikan. Jadi, sembari menunggu terwujudnya hal tersebut, untuk sementara waktu saya putuskan mencari pengganti Wunderlist. Beberapa kriteria sederhana sebagai bahan pertimbangan saya adalah sebagai berikut ini:

  • Lintas perangkat, dapat digunakan di desktop maupun mobile.
  • Dapat digunakan secara luring.
  • Memiliki fitur pengingat.
  • Mendukung macOS 10.12 Sierra.

Kemarin saya telah mencoba sejumlah aplikasi to do dan berikut ini adalah beberapa yang layak disebut:

1. Todoist

Memenuhi tiga kriteria diatas, namun fitur pengingatnya berbayar.

https://todoist.com

2. Any.do

Fitur pengingatnya tidak berbayar, namun aplikasi desktop-nya tidak mendukung macOS 10.12 Sierra. Tersedia dalam bentuk ektensi Chrome namun tidak berfungsi sempurna, daftar to do yang telah ditambahkan ketika luring selalu hilang ketika di sync.

https://any.do

3. Remember The Milk

Salah satu pemain lama — lebih lama dari TeuxDeux — jika saja masih ada yang ingat. Memenuhi semua kriteria diatas, namun fitur pengingatnya agak glitchy di Android dan aplikasi desktop-nya kadang berhenti sendiri. Sungguh zheyeng sekali.

https://rememberthemilk.com

4. Hitask

Memenuhi semua kriteria diatas seperti halnya Remember The Milk, namun dengan fitur-fitur manajemen proyek yang berjubel, meskipun relatif masih bisa diabaikan saat tak terpakai. Fitur tampilan kalender bawaannya — yang di Wunderlist memerlukan integrasi Outlook — rupanya cukup berguna jika ingin mendapatkan gambaran mata burung tenggat waktu dari keseluruhan daftar to do.

https://hitask.com

Pada saat ini saya putuskan untuk menghentikan pencarian saya lalu menambatkan hati saya pada Hitask dahulu, kecuali ada yang menyarankan aplikasi serupa dengan tampilan antar muka yang lebih sederhana. Oh… andai saja Minimalist tersedia pula dalam versi desktop.

https://intuitive.studio/minimalist

Pemutakhiran:
Saya beralih menggunakan Zenkit To Do setelah mengetahui kabar bahwa mereka membuat duplikat Wunderlist pada awal April 2020, sembari menunggu Christian Reber merilis Superlist.

https://zenkit.com/en/todo

--

--

Jimmy Ofisia is a climate conscious graphic designer from Surabaya, Indonesia. ☞ https://sua.ist